Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

AdeHaze Dan Sebuah Logo

Setelah bertahun-tahun lamanya, waktu aku masih menggunakan adehaze.blogspot.com, waktu aku masih belum terlalu terjerumus dalam dunia komputer dan internet. Banyak hal yang kulakukan karena ingin tahu dan juga hobi. Entah sudah berapa lama kugunakan wajah Makoto Kikuchi sebagai logo dari blog ku yang dulu. Alasan kugunakan wajahnya sih, sederhana. Karena gambar itu bagus, dan gambar itu juga punya cerita dalam kehiduanku. Dan aku sendiri perlahan ingin mencari logo yang benar-benar bisa menggambarkan AdeHaze itu sendiri. Tapi, dengan kemampuan desain ku yang masih dibilang maih balita ini, aku perlahan ingin mencari jati diri pada diriku sendiri. Mencari jati diri juga ada tempatnya, dan kompas penunjuk jalanku tak memberikanku jalan yang tepat, hingga membuatku tersesat hingga bertahun-tahun lamanya. Rasanya aku seperti menyia-nyiakan sisa waktu yang aku punya. Dan entah kenapa, selama beberapa tahun ini, aku lebih percaya diri menggunakan nama "AdeHaze"

Sehangat Kopi Di Kala Senja (2)

愛してるばんざーい! Entah apa yang telah aku dan Renta bicarakan. Percakapan yang awalnya tidak menentu membimbing hingga tiba-tiba menyerempet pembahasan anime berjenis Idol seperti Love Live dan Juga Idolm@ster. Aku dan Renta memang suka menonton Anime, tapi untuk yang genre nya Idol, entah kenapa aku kurang terlalu suka. Bahkan hampir tidak menyentuhnya. Tapi tunggu dulu. Idolm@ster. Ini salah satu yang tidak terduga bagiku. Karena dulu, entah itu kapan. Ketika internet masih terbilang sangat jarang. Dan ketika itu juga aku masih menggunakan Ponsel Nokia 1680c yang masih terbilang baru. Ketika itu aku sedang browsing-browsing mencari gambar yang bagus untuk kujadikan wallpaper di ponselku. Entah kata kunci apa yang kucari. Tapi mengantarkanku menuju sebuah gambar yang aku sendiri masih tidak tahu itu gambar karakter apa. Menggambarkan karakter gadis tomboy bertopi yang sedang duduk. Berhubung gambar itu bagus, aku simpan saja untuk kujadikan wallpaper. Pada masa itu aku masih belum mem

Sehangat Kopi Di Kala Senja

Fuuuu Fuuuuuuuu             Fuuuuuuuuuuuuu Fufufu Fufufufufufu Fufufufufufufufufu ------------------------------------------ Apa yang aku cari dari kehidupan ini? Sembari mengangatkan diri dari cuaca yang dingin ini, ku nikmati secangkir kopi yang telah kubuat. Merupakan salah satu kopi kesukaanku, kopi Madura yang entah sudah berapa ratus cangkir telah kunikmati. Hari ini, sepertinya tak banyak yang kulakukan. Bangun tidur, menyiapkan sarapan pagi, setelah itu mencuci semua pakaian kotor. Sedikit santai sambil melewati pagi, kulihat langit, matahari mulai bersembunyi dibalik awan. Awan-awan gelap yang melayang bebas dilangit memberikan perasaan bahagia dan juga buruk. Sudah berapa minggu Yogyakarta belum dilanda hujan, membuatku bahagia. Tapi langit mendung juga membuatku merasa sedikit terluka. Karena baru saja aku ingin menjemur semua pakaianku yang telah kucuci bersih kini belum bisa merasakan kehangatan mentari pagi. Untungnya tempat aku menjemur

Kamu Kebahagiaan Sejati

Kamu, tahu arti dari sebuah perkumpulan yang mengatasnamakan “Sosial”, sedikit terdengar aneh untuk seseorang yang bahkan tak mengerti arti dari komunikasi untuk ikut andil dalam sebuah perkumpulan sosial. Terkadang, seseorang itu bahkan tak mengerti untuk apa dia memasuki perkumpulan itu. Ah sudahlah, dia hanya dirinya yang tak mengerti akan sosialisasi dan komunikasi memasuki kewajibannya sebagai anggota yang terpaksa masuk karena lingkungan kedalam ranah kecil setelah kelulusan yang bahkan dirinya merasa tak dianggap. Tidak, dengan jelas dia mengatakan kepada mereka untuk tidak “Menanggap dirinya”, karena dia tahu, dia hanyalah segumpal daging yang bernyawa yang tak memiliki hati untuk dikasihani. Saat ini, seseorang itu hanya mengikuti lika-liku kehidupan bagaikan mesin yang bergerak mengikuti sebagai mana mestinya mesin dibuat untuk melakukan kegiatan serupa lagi dan lagi. Mesin yang menunggu untuk digantikan dengan mesin yang baru. Ya, dia berharap segera digantik

Pendidikan, Kreatifitas, dan Kewirausahaan

Jujur saja, sebenarnya tulisan ini merupakan tugas UAS ku di Universitas Amikom yang akan dikumpulkan hari ini. Butuh waktu sekitar tiga minggu untuk menyelesaikan tulisan dan pemikiran acak ini. Tapi akan sangat disayangkan jika hasil tulisan ini hanya dibaca oleh pengajar saja, jadi kubagikan saja diblogku ini. Awalnya, aku menulis tentang jurusan desain grafis dalam dunia pendidikan khususnya di Universitas Amikom, dan berhenti menulis lagi. Setelah itu terpikirkan akan dunia pendidikan yang terjadi di Indonesia, dan seperti biasa aku berhenti lagi menulis. Hingga pada akhirnya, kulihat lagi ketentuan tugas Bahasa Indonesia, maka dari itu kuselipkan kewirausahaan kedalamnya.  Biarpun aku tahu, hasilnya akan sedikit kacau, karena pembahasan topiknya terkesan kemana-mana dan tidak menentu, tapi aku berharap untuk orang-orang yang membaca hasil karya tulisanku ini, dapat memetik beberapa manfaat yang bisa diambil. Sudah cukup basa basinya, mari kita mulai dari kata pengantar.

Ramadhan ~ Diriku pada saat itu, diriku yang kemarin, diriku yang sekarang, dan diriku dihari esok~

Semenjak kemarin aku disibukkan dengan Hacking Visual Novel, mencoba untuk mengoprek dalaman isi software yang entah kenapa ingin kumainkan dengan bahasa yang kumenegerti. Yah, Karena memang kebanyakan Visual Novel sangat sedikit yang sudah diterjemahkan kedalam bahasa yang bisa kumengerti. Dan aku sendiri memang tak sempat untuk mempelajari bahasa mereka. Padahal hampir tiap hari aku melihat, mendengar bahasa Jepang. Tapi keinginan dan waktu untuk mempelajarinya masih terbilang belum ada. Berhubung saya juga masih cupu dalam membuka daleman isi Visual Novelnya, jadi ya aku menggunakan alternatif lain. Biarpun memang agak sedikit kurang nyaman, dengan menggunakan bantuan Visual Novel Reader yang proyeknya sudah lama mati, ATLAS, ITH, dan lain sebagainya sebagai alat bantu untuk ku agar dapat lebih mengerti cerita yang ada pada Visual Novel tersebut. Yah, ketika berhasil melakukan itu, tapi masih belum kumainkan. Karena memang sekarang lagi dalam tengah ujian semester akhir, ya

Masih Terasa Kosong

Nada yang terulang kembali tanpa aku sadari, sudah berputar lebih dari yang aku ingat. Tak sedikitpun membuatku muak, tapi tegang terasa. Kian waktu terlewati perlahan, dan aku hanya bisa memperhatikannya terbuang hanya untuk bernafas. Aku sedikit berfikir, apakah nafasku ini berarti? Hanya aku yang merasakannya, dan jika aku tidak menghirupnya, tak akan ada yang rugi. Entah jika aku mati, akan membuat sedikit kelonggaran atau tidak kepada manusia yang tersisa. Aku sudah tidak tahu lagi seberapa banyak persedian oksigen untuk kita semua. Mengingat semakin banyak pohon ditebang dan pembakaran hutan. Memang sepertinya masih banyak, tapi aku sedikit khawatir, bagaimana nanti dimasa yang akan datang. Bicara seperti itu pun tidak akan mengubah fakta bahwa aku tidak bergerak sedikitpun dari tempatku berbaring. Tenaga yang kupunya hanya tersisa untuk melihat dan berfikir. Aku bahkan sudah tak ingat sudah berapa lama aku terbaring disini. Aku terus merasa gelisah. Akankah aku akan ber

Tak Seperti Biasanya

Tak seperti biasanya, hari ini aku tak membuat secangkir kopi ataupun teh, tapi hanya satu teko penuh dengan air teh yang kucampur dengan satu balok es yang kubeli dari warung samping kontrakanku.  Karena harus kamu ketahui, entah mengapa air es dipagi hari cukup menyegarkan diriku yang selalu merasa kepanasan ini. Biarpun terkadang ini bukan sekedar panas dalam biasa, mungkin bisa kita katakan, jiwaku yang terbakar, atas semua dosa-dosa lalu yang telah kuperbuat ini, diriku kadang tak merasakan apa-apa selain penyesalan semu yang biasa. Bisa dikatakan sebagai setan yang selalu ingin dipandang baik sebagai sesosok malaikat bersayap hitam, karena diriku selalu saja menutup kebenaran dengan apa yang terjadi terhadap diriku dari orang tuaku. Yah, aku memang cukup pengecut untuk mengatakan kebenaran. Aku tak bisa berterus terang apa adanya. Pernah sekali aku mengatakan kebenaran yang cukup membuat telinga orang tuaku bergetar. Ada rasa, sebuah gangguan yang wajar di alami oleh orang

Perintah Pembunuh Pertemanan

Sebagai seorang tentara, semua perintah yang telah diberikan akan kulakukan dengan sepenuh hati. Biarpun itu bertentangan dengan hatiku ini. Kita ini tentara, kita ini berjuang untuk kemerdekaan bangsa. Jika aku dapat perintah untuk mengahncurkan sebuah area, aku akan melakukannya dengan baik. Militer adalah sebuah organisasi, dan dalam organisasi ada perintah yang harus kita laksanakan sesuai dengan kewajiban kita. Maka dari itu, jika tidak siap untuk menyerahkan seluruh dirimu kepada militer, maka sebaiknya jangan jadi tentara. Toh. Itulah yang kupikirkan saat membayangkan masa peperangan. Saat membayangkan diriku mengenakan seragam militer kebangsaan, dengan perintah dari atasan yang diberikan kepadaku. Aku berdiri dihapadan markas sahabatku. Perintah itu berisikan “Bebaskan para tahanan perang”. Dengan senapan laras panjang yang sedang kugenggam ini, aku bertekad akan menyelesaikan misi ini. Sebuah radio yang diberikan komandan, mengintruksikan diriku untuk memberikan kordin

Sekedar Kepantasan Untuk Kata

Kata yang telah tertulis rapih dalam susunan kalimat, kini kukatakan dengan jelas semua apa yang ingin ku utarakan dari semua masa lalu yang telah terkumpul lama ini. Aku benar-benar sedikit kecewa akan diriku ini karena tidak terlalu menyadari sebuah perasaan tak tulus yang kuterima di hari lalu. Tapi sebuah kenangan yang pahit mungkin sedikit demi sedikit akan kutambahkan gula canda tawa sebagai pemanis yang mungkin akan membuatku diabetes. tapi karena rasa manis yang memiliki efek samping ini, aku merasa sedikit tenang. Tenang dalam kehangatan jiwa dibalut dengan kata yang sebisa mungkin ku ukir kedalam puisi namun gagal karena kurangnya pengetahuanku akan diriku sendiri. Sedikit kekecewaan akan diriku tak akan berakibat fatal untuk masa laluku. Yah, itu sudah pasti. Tapi masa depan yang sedikit gelap karena awan rintangan cukup tebal untukku bisa menerawang. Dan sebatas kata, aku akan mengatakan sebuah kata tak bermakna lagi dari lubuk hatiku yang busuk ini. Bahwa hari esok,

Sekedar Kata Tak Bermakna

Pertarungan dari semua jiwa yang terkumpul dalam ingatan ketika masa lalu yang telah di yakini akan membuat perubahan besar terhadap zaman yang kian mulai meranjak tua darin apa yang kita yakini sebuah awal untuk mengakhiri kehidupan kita yang perlahan mulai terseret kedalam imajinasi kata tanpa batas menghubungkan diri dan semua kata yang telah tersirat tanpa makna tersusun terhempas biarpun hanya sekedar imajinasi yang semu dalam nestapa dada tersakiti akan kata-kata penyayat hati mulai mendekati akhir dari sebuah pelajaran yang tiada henti terulangi dalam aliran waktu yang terbatas akan jiwa ternoda oleh serpihan masa lalu yang tiada henti mulai dikemas secara rapih dalam memori  otak manusia yang terkadang tak luput dari kematian yang akan kita sambut dengan sebuah senyuman untuk mengiring akhir dari sebuah kehidupan seseorang yang kita sayangi akan terus hidup tak berujung tanpa koma dan sebuah pembatas titik yang tak akan terhenti dari kepribadian buruk sesosok kawan lawa tak ak

Sahabat

Hai, Udah pagi sahabat. Eh. Ataukah kamu ingin ku panggil dengan sebutan kawan? Sebenarnya aku menulis ini sambil mendengarkan lagu Ohayo, lagu pembuka dari Hunter X Hunter keluaran tahun 1999 yang telah di cover ke bahasa Indonesia. Karena memang saya tidak terlalu mengerti akan bahasa Jepang, jadi saya membutuhkan lagu yang sudah diterjemahkan agar dapat mengahayati lagu ini dengan lebih jelas. Ingin kukatan padamu kawan, persahabatan ku tak mau berakhir. Rindu yang selalu kutumpuk mulai menggebu ketika tiap detik yang kujalani bersama kalian terasa singkat. Biarpun aku tahu kita sering berdebat dan berpendapat yang berbeda-beda, bahkan aku sendiri merasa aneh dengan semua sikapmu. Tapi, perlu di ingat, aku mengenal dengan baik dirimu, mengenal dengan baik semua kebaikan dan semua kejelekanmu, ini semua kuketahui karena aku adalah sahabatmu. Biarpun sedikit terlambat untuk menyambut pagi, dan biarpun pertengkaran kata yang dulu selalu kita lakukan bersama, entah antara emosi yan

Kakaka

Ketika sepi, sepertinya tak banyak yang terbayangkan. Mungkinkah serpihan kata yang sedang kususn dapat memberikan kesan mendalam kepada pembacanya? Entahlah. Aku sendiri amat teramat suka menggunakan kata “Entah” Sepertinya aku mulai melupakan beberapa janji yang entah kubuat dan kulupakan. Karena jika janji sepihak yang belum tentu dapat kita pastikan. sepertinya hanya sekedar membuang ludah, atau mungkin menelan ludah. Sekarang sudah jam berapa? pikirku, mungkin terlalu banyak mengurai kata yang perlu, aku jadi banyak bicara omong kosong. Tapi ya inilah diriku yang sebenarnya, penuh dengan ketidak pastian. Dan se. eh, aku berhenti ketika ingin mengatakan sesuatu. “se”? tadi apa yang sedang kupikirkan? ah. sepertinya aku mulai melupakan beberapa kata yang ingin ku ungkapkan, tapi inikan hanya sebatas kata yang mungkin saja hanya sebatas omong kosong. Baiklah, Tuan yang amat suka Basa basi kosong. Hadapi diri yang mulai menyepi ini, dan katakanlah kepada dunia, apa yang sebenarny