Langsung ke konten utama

Entah Apa

kekuatan hati yang terus berganti menjadi debu perlahan kini menampakan kekecawaan yang mendalam karena tidak bisa menutupi dosa-dosa yang pernah dilakukannya. entah kenapa diri yang terbelenggu berontak tak terima melihat sosok yang disana perlahan memudar karena tak rela akan kehadirannya. siapa yang tak menyangka rasa sakit akan menjadi begitu terasa membunuh perlahan. bukankah hal yang sama tak perlu lagi dirasa. aku yang berdiri memandang langit kehujanan. siapakah yang bisa membuatku merasa hangat dan juga tenang. secangkir kopi yang kubawa tak sedikitpun memberikan kehangatan. hanya tersasa jahe yang dingin tanpa adanya sensasi. ketenangan yang memudar. masih kehujanan. kopi yang tercampur dengan tetesan hujan dingin terasa. yang kurasa seperti meminum air mineral. apa yang kurasa ketika sendiri?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ashabul Maimanah

Sabtu Siang

Penghuni kelas yang cukup ramai, XII IPS 1. Hanya penuh ketika wali kelas mengsi kelas. Wajar, diriku pun juga sama, hanya mengisi apa yang perlu di isi dikelas. Diriku yang lelah sama huruf Arab sama sekali tidak tertarik untuk memperdalam ilmu nahwu sharaf. Aku lebih suka belajar bahasa Inggris dan juga bahasa Jepang. Yang kulakukan ketika guru atau yang biasa di pesantren disebut Ustad, datang dengan buku kekuningan yang selalu dia bawa ketika pelajarannya. Duduk paling belakang dan langsung ambil ancang-ancang untuk membuka buku faforitku. Shonen Jump . Inilah yang paling menarik. Bagusnya Ustad yang mengajar pelajaran tata bahasa Arab Nahwu orangnya kalem, jadi aku bisa dengan tenang membaca Komik. Tapi aku lebih suka menyebutnya ini Manga. Kenapa, ya inilah bahasa Jepang. Shonen jumpa sendiri yang kupunya keluaran dua bulan yang lalu. Sebenarnya sih aku sudah membaca semua manga yang ada di dalamnya, sekedar untuk menghibur diri. Saat seru-serunya membaca Fairy Tail, ustad menegu...