Ahz membantai semua pemain yang ada didalam permainan Romantic Fantasy. Dia sudah tidak memandang bangsa sendiri. Semuanya dianggap lawan. Tak peduli dia akan dihukum oleh Archon yang memimpin. Persedian Health Potion menipis. Hinga pada akhirnya Ahz tidak bisa berkutik lagi. Disconnecting.
Pikiran Ahz sangatlah kacau. Setelah kepergian Waffa minggu lalu. Muncul rasa penyesalan yang amat mendalam. Kenapa dia tidak memberikan hari-hari terbaik di sisa akhir hayatnya. Mengapa Ahz malah mengecewakan Waffa disaat detik-detik kepergiannya. Mengapa ??
Rasa penyesalan terus saja menyelimuti Ahz. Setiap hari setelah kuliah, dia selalu mengunjungi makam Waffa. Andai waktu bisa berputar kembali. Andai dia tahu kemungkinan paling buruk adalah perpisahan ini. Andai, Andai, terus saja Ahz berandai andai.
Minggu lalu
“Peluklah aku, karena aku tak yakin kakak mau memelukku ketika kematianku tiba”
Perkataan Waffa yang bagaikan Panah tertancap tepat di jantung Ahz tidak menggoyahkan pendiriannya untuk tidak memeluk Waffa. Biarpun Ahz sendiri ingin memeluk Waffa, tapi Ahz tidak akan pernah mengecewakan apa yang orang tua angkatnya bilang. Ahz langsung menghindar dan pergi meninggalkan ruang kesehatan.
Waffa menangis. Entah mengapa Ahz bisa membuat perempuan yang sangat menyukainya menangis. Waffa mencintai Ahz tulus. Sangat tulus. Tapi cinta Waffa tidak terbalas. Hati Ahz sangat sulit untuk dia dapatkan. Mungkin dengan cara menikah, Waffa baru bisa mendapatkan Ahz seutuhnya. Tapi itu tidak mungkin. Waffa masih duduk di bangku kelas 2 SMA. Orang tuanya pasti tidaklah setuju jika Waffa menikah sebelum tamat sekolah.
Kenapa Waffa harus terkena penyakit. Kenapa Waffa tidak bisa merasakan apa yang mereka rasa. Kenapa Waffa tidak bisa mendapatkan balasan cinta dari orang yang sangat Waffa akung. Apakah Waffa memang ditakdirkan seperti itu? Jika memang begitu, biarlah. Mungkin Waffa harus belajar untuk menerima segala cobaan yang tuhan berikan.
Sekarang
Seperti biasa. Ahz terus saja bermain game semalaman. Sampai adzan subuh pun terdengar. Dia baru berhenti bermain. Dia harus menunaikan ibadah shalat subuh. Jangan sampai terlewatkan.
Matahari malu-malu menunjukan sinarnya. Secangkir kopi hangat menemani Ahz dengan novel yang dibacanya. Hari ini libur. Tidak ada pekerjaan sama sekali. Mungkin novel bisa menjadi hiburannya untuk saat ini.
Sebuah mobil berhenti. Perempuan kecil, keluar dari mobil itu ditemani dengan supirnya.
“Maaf, apa disini ada kakak yang bernama Ahz?” tanya perempuan itu.
“iya, aku sendiri, ada perlu apa ya?”
“aku ingin mengantarkan kotak ini. ini dari Almarhumah kakak aku, maaf baru bisa mengantarnya sekarang”
Almarhumah. Sebuah tanda tanya muncul dari benak Ahz. Apakah ini bingkisan dari Waffa.
“Maksud kamu, Almarhumah Waffa”
“Iya, dia itu kakak aku, oh iya. Almarhumah Waffa titip pesan kepada aku, katanya aku tidak boleh pergi sebelum kakak melihat semua yang ada di dalam kotak itu”
Ahz menerima kotak itu. Dia membukanya perlahan. Flashdisk, tapi untuk apa? Apa yand dia inginkan. Ahz pergi ruangan khusu. Tempat kerjanya. Dia langsung menghubungkan Flashdisk ke komputer. Ada sebuah video.
Untuk kakak Yang Sangat Aku Aku sayang.Avi
“kakak, apakah kakak memeluku saat aku sudah tidak bernyawa? Ataukah kakak mencium keningku? Apakah kakak menemaniku saat aku akan pergi untuk selamanya?” air mata mengalir lembut di pipi Waffa
“Biarpun kakak tidak pernah mengucapkan kata suka atau akung kepadaku. Kakak harus tahu, bahwa aku setulusnya cinya kepada kakak. Sekarang aku tidak akan bisa mendengarkan ucapan yang sangat aku tunggu” tangisan Waffa mulai menjadi-jadi.
“tapi, maukah kakak mengucapkan kata suka dan akung kepada Adikku?” Waffa tersenyum, dia berusaha menghilangkan semua air matanya.
“biarpun aku tidak bisa menerima cinta kakak. Tapi maukah kakak menjaga Adikku. Menyayanginya setulusnya. Agar aku bisa lebih tenang pergi meninggalkan dunia ini” tangisan Waffa pecah.
“kakak, Aku Sangat-sangat Cinta sama kakak. Lewat video ini, aku ingin mengucapkan selamat tinggal” Waffa terisak-isak.
Video itu selesai. Air mata muncul dari mata Ahz. Ahz menangis. Menangisi kepergian Waffa. Penyesalan.
…………
“Maaf, nama kamu siapa?” tanya Ahz.
“Nama aku, Ai, Ai Dian”
“aku ingin kamu melihat video yang ada didalam Flashdisk ini. ini permintaan kakakmu. Sekarang pergilah”
Ai. Adik Waffa. Apa yang harus Ahz lakukan.
“eh tunggu” cegah Ahz. “kamu kelas berapa?
“Aku kelas 2 smp”
Ai menaiki mobil. Mobil itu pergi dengan cepat meninggalkan dirinya yang masih mematung.
Komentar
Posting Komentar
Mari Berkomentar, Siapa Tahu Nanti Kita Ketemu Dijalan