Langsung ke konten utama

On(e) Eye - Bagian 2

Mengapa mereka masih di sini?
Dan kenapa pria tua malah membacakan hal yang sudah lama kulupakan?
Bukankah aku sudah tidak dibutuhkan lagi oleh mereka, mereka sendiri yang mengusirku.
*
bukankah dia, oh ya, Bunda, kenapa dia menangis. Jangan katakan kalau dia menangisi diriku. Buat apa menangisi diriku yang bahkan memikirkan mereka sekalipun tidak.
*
suster membuka tirai jendela. Sinar mentari pagi langsung menyinari ruangan. Aku hanya bisa merasakan sedikit kehangatan mentari.
"Altaf, kamu sudah sadar nak" suara pria tua. Dia baru menyadari kebangkitanku setelah dia menyelesaikan bacaannya. "syukurlah" bisiknya.
Bunda mengelap air mata yang membanjiri wajahnya.
"Altaf, kami semua mengkhawatirkanmu, syukurlah kamu sudah bangun" kata Bunda.
"bohong!" suaraku tidak bisa keluar, hanya bisa lewat hati.
Bunda memeluk diriku yang masih berbaring. Ingin sekali aku menghindar, tapi aku tidak bisa bergerak. Nyaris setengah lumpuh. Diriku masih terbalut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ashabul Maimanah

Sabtu Siang

Penghuni kelas yang cukup ramai, XII IPS 1. Hanya penuh ketika wali kelas mengsi kelas. Wajar, diriku pun juga sama, hanya mengisi apa yang perlu di isi dikelas. Diriku yang lelah sama huruf Arab sama sekali tidak tertarik untuk memperdalam ilmu nahwu sharaf. Aku lebih suka belajar bahasa Inggris dan juga bahasa Jepang. Yang kulakukan ketika guru atau yang biasa di pesantren disebut Ustad, datang dengan buku kekuningan yang selalu dia bawa ketika pelajarannya. Duduk paling belakang dan langsung ambil ancang-ancang untuk membuka buku faforitku. Shonen Jump . Inilah yang paling menarik. Bagusnya Ustad yang mengajar pelajaran tata bahasa Arab Nahwu orangnya kalem, jadi aku bisa dengan tenang membaca Komik. Tapi aku lebih suka menyebutnya ini Manga. Kenapa, ya inilah bahasa Jepang. Shonen jumpa sendiri yang kupunya keluaran dua bulan yang lalu. Sebenarnya sih aku sudah membaca semua manga yang ada di dalamnya, sekedar untuk menghibur diri. Saat seru-serunya membaca Fairy Tail, ustad menegu...