Langsung ke konten utama

Raga

Lama melangkah tak tentu arah. Mencari tujuan yang tak pasti. Detik yang tak tentu akan berakhir sia-sia jika langkah kaki tidak berhenti disana. Masihkah harus melangkah dalam kebutaan, sedangkan cahaya belum bersinar. Kecerobohan dalam menentukan berakhir dalam keraguan yang menyakitkan.
"hentikan langkahmu" kuteriaki ragaku yang tidak menuruti jiwaku. Percuma, raga yang telah depresi dipenuhi rasa frustasi hanya akan membuat kekecewaan diri. Dan aku hanya bisa terdiam meratapi kedua temanku melangkah kedepan sedangkan ragaku mundur kebelakang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ashabul Maimanah

Sabtu Siang

Penghuni kelas yang cukup ramai, XII IPS 1. Hanya penuh ketika wali kelas mengsi kelas. Wajar, diriku pun juga sama, hanya mengisi apa yang perlu di isi dikelas. Diriku yang lelah sama huruf Arab sama sekali tidak tertarik untuk memperdalam ilmu nahwu sharaf. Aku lebih suka belajar bahasa Inggris dan juga bahasa Jepang. Yang kulakukan ketika guru atau yang biasa di pesantren disebut Ustad, datang dengan buku kekuningan yang selalu dia bawa ketika pelajarannya. Duduk paling belakang dan langsung ambil ancang-ancang untuk membuka buku faforitku. Shonen Jump . Inilah yang paling menarik. Bagusnya Ustad yang mengajar pelajaran tata bahasa Arab Nahwu orangnya kalem, jadi aku bisa dengan tenang membaca Komik. Tapi aku lebih suka menyebutnya ini Manga. Kenapa, ya inilah bahasa Jepang. Shonen jumpa sendiri yang kupunya keluaran dua bulan yang lalu. Sebenarnya sih aku sudah membaca semua manga yang ada di dalamnya, sekedar untuk menghibur diri. Saat seru-serunya membaca Fairy Tail, ustad menegu...