Langsung ke konten utama

Sampah?

Apalah ini, Sampah?
Mungkin, karena selama ini hanya mengisi kekotoran eksistensi. Tak apalah, memang bukan keputusan yang baik, terima saja. Tiada guna hidup lama, jika hanya menyusahkan. Jika mati pilihan terbaik, mungkin sudah tiada. Tapi larangan agama mencegah. Bukankah layaknya barang atau peliharaan, jika tidak menurut, hukum saja. Tapi kenapa sekarang masih bisa melihat dan merasa, kenapa tidak di bunuh dari awal saja jika hanya merepotkan dan tanpa ketaatan, bisa mengurangi beban. Apakah kasih sayang atau iba, dan mungkin Prihatin atau Perhatian?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ashabul Maimanah

Sabtu Siang

Penghuni kelas yang cukup ramai, XII IPS 1. Hanya penuh ketika wali kelas mengsi kelas. Wajar, diriku pun juga sama, hanya mengisi apa yang perlu di isi dikelas. Diriku yang lelah sama huruf Arab sama sekali tidak tertarik untuk memperdalam ilmu nahwu sharaf. Aku lebih suka belajar bahasa Inggris dan juga bahasa Jepang. Yang kulakukan ketika guru atau yang biasa di pesantren disebut Ustad, datang dengan buku kekuningan yang selalu dia bawa ketika pelajarannya. Duduk paling belakang dan langsung ambil ancang-ancang untuk membuka buku faforitku. Shonen Jump . Inilah yang paling menarik. Bagusnya Ustad yang mengajar pelajaran tata bahasa Arab Nahwu orangnya kalem, jadi aku bisa dengan tenang membaca Komik. Tapi aku lebih suka menyebutnya ini Manga. Kenapa, ya inilah bahasa Jepang. Shonen jumpa sendiri yang kupunya keluaran dua bulan yang lalu. Sebenarnya sih aku sudah membaca semua manga yang ada di dalamnya, sekedar untuk menghibur diri. Saat seru-serunya membaca Fairy Tail, ustad menegu...