Langsung ke konten utama

Perjalanan Menuju Kawan

Angkutan umum yang melaju seiring hujan yang kian turun membasahi dataran yang kering ini. Sudah lebih delapan jam tetes-tetes air terus jatuh dari langit.
Kepulan polusi yang memenuhi paru-paru kota, seakan dibersihkan dengan kesegaran air hujan yang terus menerpa bumi.
Aku sendirian lagi. dalam suatu perjalanan mengasingkan diriku dari keluargaku. Kalau boleh jujur. aku muak sekali hidup diantara mereka. Menyebalkan. Jika mereka memang tak mengharapkanku. Bunuh saja diriku ini. aku lelah terus menerus dicaci dan di maki.
Sepertinya pikiranku ini sudah kelewat waras. mungkin diriku ini memang sudah rusak dan terus saja kurusak.
Dalam perjalanan ini, semoga saja aku bisa bertemu kawan lama yang mungkin saja bisa memberikanku sedikit pencerahan.
Dalam pelarian, aku tak mau kembali kemana kesedihan ada didalamnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ashabul Maimanah

Sabtu Siang

Penghuni kelas yang cukup ramai, XII IPS 1. Hanya penuh ketika wali kelas mengsi kelas. Wajar, diriku pun juga sama, hanya mengisi apa yang perlu di isi dikelas. Diriku yang lelah sama huruf Arab sama sekali tidak tertarik untuk memperdalam ilmu nahwu sharaf. Aku lebih suka belajar bahasa Inggris dan juga bahasa Jepang. Yang kulakukan ketika guru atau yang biasa di pesantren disebut Ustad, datang dengan buku kekuningan yang selalu dia bawa ketika pelajarannya. Duduk paling belakang dan langsung ambil ancang-ancang untuk membuka buku faforitku. Shonen Jump . Inilah yang paling menarik. Bagusnya Ustad yang mengajar pelajaran tata bahasa Arab Nahwu orangnya kalem, jadi aku bisa dengan tenang membaca Komik. Tapi aku lebih suka menyebutnya ini Manga. Kenapa, ya inilah bahasa Jepang. Shonen jumpa sendiri yang kupunya keluaran dua bulan yang lalu. Sebenarnya sih aku sudah membaca semua manga yang ada di dalamnya, sekedar untuk menghibur diri. Saat seru-serunya membaca Fairy Tail, ustad menegu...