Langsung ke konten utama

Karena bekerja sendiri itu tidak lebih baik

Sekarang aku mencoba mengingat masa lampau yang tidak terlalu jauh dari hari-hariku sebelumnya. Mungkin tidak terkesan seperti melompati waktu, tapi mengulang kejadian lalu, sedikit dapat merubah cara pandangku dimasa ini.
Aku sedikit menyesal ketika mengetahui apa yang kucari sebenarnya bukanlah apa yang kutuju. Tapi rasa penasaran dan ambisi yang menggebu. Membuatku harus terus berjuang dengan keadaan yang sedikit tidak memungkinkan.
Yang ada aku harus lebih banyak belajar, karena ku akui. Tim yang kubuat ini, tak ada rasa saling bekerja sama, lebih ke "Siapa yang paling menguntungkan untuk di ikuti"
Aku merasakannya, dan sedikit kecewa. Tapi mereka orang hebat dengan segudang kemampuan yang mereka miliki. Karena jika aku sendiri, tak lain hanya sang penggagas mimpi yang sulit diraih.
Catatan ini kubuat karena rasa frustasiku yang makin meluap. Tak satupun gagasan ide yang kurancang bersama berhasil dengan lancar. Mungkinkah lebih baik aku mengerjakan semuanya sendiri? Tak peduli berapa tahun lagi harus kukobarkan. Seperti tahun kemarin yang tidak menghasilkan apa-apa. Yah, inilah kisah hidupku yang nyata. Karena ini memang diary pribadiku.
Tak masalah tak banyak orang yang melihat, mungkin malah bagus. Tapi, kesendirian kadang membuatku merasa tak menjadi bagian dari apa-apa.
Sebenarnya, aku sudah banyak melakukan penelitian (dan berhasil), dan semua itu kukerjakan sendiri dan atas kemampuanku sendiri. Mungkin aku lebih cocok untuk mengerjakan semuanya sendiri.
But, what. Bukan itu yang sebenarnya aku inginkan. Yang kuinginkan adalah kerja sama tim yang dapat kubanggakan. Bukan hanya diriku yang bisa meraihnya. Tapi, aku ingin bersama membuat sesuatu yang lebih besar lagi bersama.
Mungkin pikiranku memang masih anak-anak, karena terlalu memikirkan banyak hal yang sekiranya tidak terlalu dibutuhkan. But hey, apa salahnya punya ambisi yang bisa kuperjuangkan?.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ashabul Maimanah

AdeHaze Dan Sebuah Logo

Setelah bertahun-tahun lamanya, waktu aku masih menggunakan adehaze.blogspot.com, waktu aku masih belum terlalu terjerumus dalam dunia komputer dan internet. Banyak hal yang kulakukan karena ingin tahu dan juga hobi. Entah sudah berapa lama kugunakan wajah Makoto Kikuchi sebagai logo dari blog ku yang dulu. Alasan kugunakan wajahnya sih, sederhana. Karena gambar itu bagus, dan gambar itu juga punya cerita dalam kehiduanku. Dan aku sendiri perlahan ingin mencari logo yang benar-benar bisa menggambarkan AdeHaze itu sendiri. Tapi, dengan kemampuan desain ku yang masih dibilang maih balita ini, aku perlahan ingin mencari jati diri pada diriku sendiri. Mencari jati diri juga ada tempatnya, dan kompas penunjuk jalanku tak memberikanku jalan yang tepat, hingga membuatku tersesat hingga bertahun-tahun lamanya. Rasanya aku seperti menyia-nyiakan sisa waktu yang aku punya. Dan entah kenapa, selama beberapa tahun ini, aku lebih percaya diri menggunakan nama "AdeHaze" ...

Sabtu Siang

Penghuni kelas yang cukup ramai, XII IPS 1. Hanya penuh ketika wali kelas mengsi kelas. Wajar, diriku pun juga sama, hanya mengisi apa yang perlu di isi dikelas. Diriku yang lelah sama huruf Arab sama sekali tidak tertarik untuk memperdalam ilmu nahwu sharaf. Aku lebih suka belajar bahasa Inggris dan juga bahasa Jepang. Yang kulakukan ketika guru atau yang biasa di pesantren disebut Ustad, datang dengan buku kekuningan yang selalu dia bawa ketika pelajarannya. Duduk paling belakang dan langsung ambil ancang-ancang untuk membuka buku faforitku. Shonen Jump . Inilah yang paling menarik. Bagusnya Ustad yang mengajar pelajaran tata bahasa Arab Nahwu orangnya kalem, jadi aku bisa dengan tenang membaca Komik. Tapi aku lebih suka menyebutnya ini Manga. Kenapa, ya inilah bahasa Jepang. Shonen jumpa sendiri yang kupunya keluaran dua bulan yang lalu. Sebenarnya sih aku sudah membaca semua manga yang ada di dalamnya, sekedar untuk menghibur diri. Saat seru-serunya membaca Fairy Tail, ustad menegu...