Ketika sepi, sepertinya tak banyak yang terbayangkan. Mungkinkah serpihan kata yang sedang kususn dapat memberikan kesan mendalam kepada pembacanya? Entahlah. Aku sendiri amat teramat suka menggunakan kata “Entah”
Sepertinya aku mulai melupakan beberapa janji yang entah kubuat dan kulupakan. Karena jika janji sepihak yang belum tentu dapat kita pastikan. sepertinya hanya sekedar membuang ludah, atau mungkin menelan ludah.
Sekarang sudah jam berapa? pikirku, mungkin terlalu banyak mengurai kata yang perlu, aku jadi banyak bicara omong kosong. Tapi ya inilah diriku yang sebenarnya, penuh dengan ketidak pastian.
Dan se. eh, aku berhenti ketika ingin mengatakan sesuatu. “se”? tadi apa yang sedang kupikirkan? ah. sepertinya aku mulai melupakan beberapa kata yang ingin ku ungkapkan, tapi inikan hanya sebatas kata yang mungkin saja hanya sebatas omong kosong.
Baiklah, Tuan yang amat suka Basa basi kosong. Hadapi diri yang mulai menyepi ini, dan katakanlah kepada dunia, apa yang sebenarnya ingin kau katakan?
Hah?
Mulai lagi, entah kenapa ada orang yang suka mengatakan hal yang benar-benar enggak jelas. mungkin inilah keunikan manusia yang beragam. Dan dengan beragam kata yang terlontar, ada berapa ketidak jelasan dan kesalah pahaman yang terjadi? Tuan omong kosong.
Kakaka, aku sedang tertawa sendiri melihat diriku yang selalu saja menulis hal-hal yang benar-benar tidak jelas ini, entah. Aku hanya benar-benar ingin mengatakan hal yang tidak jelas.
Mungkin saja, dengan banyaknya kata tidak jelas yang kutlis ini, aku bisa mendapatkan sedikit titik terang dari hidupku yang sedikit demi sedikit mulai berakhir ini. Memang bukan akhir kematian, tapi sensasi yang kurasa dari apa yang kusentuh sedikit mulai berkurang. Aku perlahan menyadari diriku yang sedang melemah ini.
Dan ketika kapasitas sudah mencapai batas, kata apa yang bisa ku ungkapkan untuk mengisi sedikit kekosongan dari perpisahan? mungkinkah kata “Aku menyayangimu”? ataukah “Tetaplah disisiku”? Ah, ternyata benar-benar omong.
Oke, sekarang coba kita perhatikan sedikit demi sedikit, kata dari masa lalu yang telah tertulis dalam lintas waktu dunia. Apakah aku benar-benar akan berakhir? sepertinya memang benar, karena jika aku seperti ini terus, apa lagi yang dapat aku lakukan, jika sesuatu yang tidak berguna tetap bertahan mengisi ruang waktu ini.
Hoams. Sudah berapa banyak menguap ya? mungkin tak terhitung, karena ini bukanlah sekedar luapan kebosanan biasa, tapi bisa dibilang kehampaan diluar titik batas kapasitas mental.
Sepertinya aku mulai melupakan beberapa janji yang entah kubuat dan kulupakan. Karena jika janji sepihak yang belum tentu dapat kita pastikan. sepertinya hanya sekedar membuang ludah, atau mungkin menelan ludah.
Sekarang sudah jam berapa? pikirku, mungkin terlalu banyak mengurai kata yang perlu, aku jadi banyak bicara omong kosong. Tapi ya inilah diriku yang sebenarnya, penuh dengan ketidak pastian.
Dan se. eh, aku berhenti ketika ingin mengatakan sesuatu. “se”? tadi apa yang sedang kupikirkan? ah. sepertinya aku mulai melupakan beberapa kata yang ingin ku ungkapkan, tapi inikan hanya sebatas kata yang mungkin saja hanya sebatas omong kosong.
Baiklah, Tuan yang amat suka Basa basi kosong. Hadapi diri yang mulai menyepi ini, dan katakanlah kepada dunia, apa yang sebenarnya ingin kau katakan?
Hah?
Mulai lagi, entah kenapa ada orang yang suka mengatakan hal yang benar-benar enggak jelas. mungkin inilah keunikan manusia yang beragam. Dan dengan beragam kata yang terlontar, ada berapa ketidak jelasan dan kesalah pahaman yang terjadi? Tuan omong kosong.
Kakaka, aku sedang tertawa sendiri melihat diriku yang selalu saja menulis hal-hal yang benar-benar tidak jelas ini, entah. Aku hanya benar-benar ingin mengatakan hal yang tidak jelas.
Mungkin saja, dengan banyaknya kata tidak jelas yang kutlis ini, aku bisa mendapatkan sedikit titik terang dari hidupku yang sedikit demi sedikit mulai berakhir ini. Memang bukan akhir kematian, tapi sensasi yang kurasa dari apa yang kusentuh sedikit mulai berkurang. Aku perlahan menyadari diriku yang sedang melemah ini.
Dan ketika kapasitas sudah mencapai batas, kata apa yang bisa ku ungkapkan untuk mengisi sedikit kekosongan dari perpisahan? mungkinkah kata “Aku menyayangimu”? ataukah “Tetaplah disisiku”? Ah, ternyata benar-benar omong.
Oke, sekarang coba kita perhatikan sedikit demi sedikit, kata dari masa lalu yang telah tertulis dalam lintas waktu dunia. Apakah aku benar-benar akan berakhir? sepertinya memang benar, karena jika aku seperti ini terus, apa lagi yang dapat aku lakukan, jika sesuatu yang tidak berguna tetap bertahan mengisi ruang waktu ini.
Hoams. Sudah berapa banyak menguap ya? mungkin tak terhitung, karena ini bukanlah sekedar luapan kebosanan biasa, tapi bisa dibilang kehampaan diluar titik batas kapasitas mental.
Komentar
Posting Komentar
Mari Berkomentar, Siapa Tahu Nanti Kita Ketemu Dijalan