Nada yang terulang kembali tanpa aku sadari, sudah berputar lebih dari yang aku ingat. Tak sedikitpun membuatku muak, tapi tegang terasa. Kian waktu terlewati perlahan, dan aku hanya bisa memperhatikannya terbuang hanya untuk bernafas. Aku sedikit berfikir, apakah nafasku ini berarti? Hanya aku yang merasakannya, dan jika aku tidak menghirupnya, tak akan ada yang rugi. Entah jika aku mati, akan membuat sedikit kelonggaran atau tidak kepada manusia yang tersisa.
Aku sudah tidak tahu lagi seberapa banyak persedian oksigen untuk kita semua. Mengingat semakin banyak pohon ditebang dan pembakaran hutan. Memang sepertinya masih banyak, tapi aku sedikit khawatir, bagaimana nanti dimasa yang akan datang.
Bicara seperti itu pun tidak akan mengubah fakta bahwa aku tidak bergerak sedikitpun dari tempatku berbaring. Tenaga yang kupunya hanya tersisa untuk melihat dan berfikir. Aku bahkan sudah tak ingat sudah berapa lama aku terbaring disini. Aku terus merasa gelisah. Akankah aku akan berakhir sendirian ditempat sepi seperti ini. Setidaknya sebelum aku menghembuskan nafas yang aku tak tahu apakah akan menjadi yang terakhir dalam hidupku, aku sangat ingin melihat wajahnya, walau hanya satu kali. Tapi jika itu memang sulit untuk dikabulkan, setidaknya biarkan aku pergi dengan bermimpi bersama dengannya.
Aku sudah tidak kuat lagi, mungkinkah ini memang sudah menjadi batasku berada didunia ini. Aku harus tetap tersenyum, aku tidak ingin ditemukan dalam keadaan yang memalukan. Biarpun aku tahu, sulit bagiku untuk memberikan senyum perpisahan dengan badan yang kering dan tak berdaya ini.
Setidaknya aku ingin mereka tahu, aku masih punya semangat hidup saat mereka menemukanku.
Komentar
Posting Komentar
Mari Berkomentar, Siapa Tahu Nanti Kita Ketemu Dijalan