Langsung ke konten utama

Sekedar Kepantasan Untuk Kata

Kata yang telah tertulis rapih dalam susunan kalimat, kini kukatakan dengan jelas semua apa yang ingin ku utarakan dari semua masa lalu yang telah terkumpul lama ini. Aku benar-benar sedikit kecewa akan diriku ini karena tidak terlalu menyadari sebuah perasaan tak tulus yang kuterima di hari lalu.
Tapi sebuah kenangan yang pahit mungkin sedikit demi sedikit akan kutambahkan gula canda tawa sebagai pemanis yang mungkin akan membuatku diabetes. tapi karena rasa manis yang memiliki efek samping ini, aku merasa sedikit tenang.
Tenang dalam kehangatan jiwa dibalut dengan kata yang sebisa mungkin ku ukir kedalam puisi namun gagal karena kurangnya pengetahuanku akan diriku sendiri. Sedikit kekecewaan akan diriku tak akan berakibat fatal untuk masa laluku. Yah, itu sudah pasti. Tapi masa depan yang sedikit gelap karena awan rintangan cukup tebal untukku bisa menerawang.
Dan sebatas kata, aku akan mengatakan sebuah kata tak bermakna lagi dari lubuk hatiku yang busuk ini. Bahwa hari esok, mungkin diriku akan terbaring dalam bumi yang selalu menjaga pijakan kakiku ini.
Rasa terima kasih tak akan pernah cukup untuk ku ucapkan, karena ucapan terima kasih hanyalah sebatas kata dari ungkapan perasaan seseorang. Tapi, aku yakin perasaan ini akan sedikit membuat kalian tahu seberapa besar kata tak bermakna ini memiliki kebenaran sejati yang hanya sedikit orang-orang dapat pahami. Dan hanya orang-orang yang benar-benar mengerti diriku dapat mengartikan perasaaan kasar ini.
Mungkin aku mengatakan semua ini hanyalah tumpukan kata yang sedikit, tapi orang-orang akan menilai dengan pandangan yang berbeda. Sebuah tumpukan kata kasar yang akan terlihat banyak jika tak ada rasa jiwa untuk memahami.
Ah, dan sekarang aku sedikit bingung akan tulisanku yang kadang kasar, dan kadang juga membuatku tertawa akan apa yang sebenarnya aku tulis dalam sebuah catatan ini. Hanya aku dengan mode yang berbeda saja yang bisa membuat semua ini terjadi. Karena sejatiku ini hanyalah seorang yang pemalas, dan tak tahu diri.
Dan kita semua tahu, bahwa aku ini pemalas, jadi untuk benar-benar mengeluarkan diriku yang sebenarnya, membutuhkan sedikit pemicu. Ketika pemicu ini berhasil kudapatkan, perlahan aku akan menjadi diriku yang lain untuk waktu yang singkat.
Biarpun singkat, tapi akan banyak perubahan besar yang terjadi, karena sebuah aksi kecil merupakan pondasi dari domino untuk menggerakan tumpukan domino yang telah susah payah kususun hanya untuk kondisi tertentu ini.
Dan apa yang akan terjadi, merupakan sedikit rahasia yang akan terbongkar dan membuat orang-orang perlahan menjauhiku, tapi aku percaya akan ada beberapa orang yang akan datang untuk menghampiriku hanya untuk menanyakan cara dan metode yang kulakukan untuk membuat itu terjadi.
Dan hanya yang aku anggap pantas, akan mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ashabul Maimanah

AdeHaze Dan Sebuah Logo

Setelah bertahun-tahun lamanya, waktu aku masih menggunakan adehaze.blogspot.com, waktu aku masih belum terlalu terjerumus dalam dunia komputer dan internet. Banyak hal yang kulakukan karena ingin tahu dan juga hobi. Entah sudah berapa lama kugunakan wajah Makoto Kikuchi sebagai logo dari blog ku yang dulu. Alasan kugunakan wajahnya sih, sederhana. Karena gambar itu bagus, dan gambar itu juga punya cerita dalam kehiduanku. Dan aku sendiri perlahan ingin mencari logo yang benar-benar bisa menggambarkan AdeHaze itu sendiri. Tapi, dengan kemampuan desain ku yang masih dibilang maih balita ini, aku perlahan ingin mencari jati diri pada diriku sendiri. Mencari jati diri juga ada tempatnya, dan kompas penunjuk jalanku tak memberikanku jalan yang tepat, hingga membuatku tersesat hingga bertahun-tahun lamanya. Rasanya aku seperti menyia-nyiakan sisa waktu yang aku punya. Dan entah kenapa, selama beberapa tahun ini, aku lebih percaya diri menggunakan nama "AdeHaze" ...

Sabtu Siang

Penghuni kelas yang cukup ramai, XII IPS 1. Hanya penuh ketika wali kelas mengsi kelas. Wajar, diriku pun juga sama, hanya mengisi apa yang perlu di isi dikelas. Diriku yang lelah sama huruf Arab sama sekali tidak tertarik untuk memperdalam ilmu nahwu sharaf. Aku lebih suka belajar bahasa Inggris dan juga bahasa Jepang. Yang kulakukan ketika guru atau yang biasa di pesantren disebut Ustad, datang dengan buku kekuningan yang selalu dia bawa ketika pelajarannya. Duduk paling belakang dan langsung ambil ancang-ancang untuk membuka buku faforitku. Shonen Jump . Inilah yang paling menarik. Bagusnya Ustad yang mengajar pelajaran tata bahasa Arab Nahwu orangnya kalem, jadi aku bisa dengan tenang membaca Komik. Tapi aku lebih suka menyebutnya ini Manga. Kenapa, ya inilah bahasa Jepang. Shonen jumpa sendiri yang kupunya keluaran dua bulan yang lalu. Sebenarnya sih aku sudah membaca semua manga yang ada di dalamnya, sekedar untuk menghibur diri. Saat seru-serunya membaca Fairy Tail, ustad menegu...