Langsung ke konten utama

Sehangat Kopi Di Kala Senja

Fuuuu
Fuuuuuuuu
            Fuuuuuuuuuuuuu

Fufufu
Fufufufufufu
Fufufufufufufufufu

------------------------------------------

Apa yang aku cari dari kehidupan ini?
Sembari mengangatkan diri dari cuaca yang dingin ini, ku nikmati secangkir kopi yang telah kubuat. Merupakan salah satu kopi kesukaanku, kopi Madura yang entah sudah berapa ratus cangkir telah kunikmati.

Hari ini, sepertinya tak banyak yang kulakukan. Bangun tidur, menyiapkan sarapan pagi, setelah itu mencuci semua pakaian kotor. Sedikit santai sambil melewati pagi, kulihat langit, matahari mulai bersembunyi dibalik awan. Awan-awan gelap yang melayang bebas dilangit memberikan perasaan bahagia dan juga buruk.

Sudah berapa minggu Yogyakarta belum dilanda hujan, membuatku bahagia. Tapi langit mendung juga membuatku merasa sedikit terluka. Karena baru saja aku ingin menjemur semua pakaianku yang telah kucuci bersih kini belum bisa merasakan kehangatan mentari pagi.

Untungnya tempat aku menjemur pakaian terdapat genteng yang dapat melindungi pakaian yang sedang kujemur, tapi tetap saja. Tanpa bantuan sang Matahari, akan sedikit memakan waktu untuk membuat semua jemuranku kering. Yah, Semoga angin pagi ini bersahabat, setidaknya tanpa bantuan matahari, jemuranku masih dapat kering dengan bantuan angin.

Sebenarnya aku terpikir untuk membeli mesin cuci, tapi sepertinya itu masih belum masuk prioritasku, karena aktifitasku tidak terlalu banyak, dan waktu luangku juga banyak. Terlebih lagi, kurang dari satu tahun aku akan pindah kontrakan lagi.

Setelah semua pakaian terjemur dengan rapih. Entah kenapa aku masih belum juga merasakan lapar. Penanak nasi yang sudah tersedia nasi yang bisa kusantap dengan lauk ikan tak kusentuh sedikitpun.

Masih jam 9, dan matahari masih bersembunyi dibalik awan. Tapi rintik-rintik hujan seperti menggelitik, karena tidak seperti hujan yang kuharapkan. Ini lebih seperti seseorang yang sedang menahan isak tangis agar tidak terlalu keluar semua air matanya.

Di waktu senggang ini, seperti biasanya kunyalakan laptopku. Sembari menunggu laptop selesai booting, aku menuangkan air tak terlalu panas ke cangkir yang sudah berisi kopi Madura dan juga gula secukupnya. Tidak terlalu panas, tapi juga tidak hangat. Menurutku suhu yang tepat jika ingin segera menghangatkan diri dengan secangkir kopi. Umm, mungkin lebih tepatnya mug. Mug yang kudapat secara gratis dari acara penerimaan mahasiswa baru STMIK AMIKOM (sekarang telah menjadi Universitas Amikom).

Waktu luang yang terasa banyak ini, aku tak tahu lagi apa yang harus aku lakukan. Mungkin sedikit mengekspresikan kreatifitas bisa membuat otak tetap segar.

Ku buka situs youtube, dan kuputar salah satu lagu Reol di channel officialnya. Aku tak ingat kapan pastinya aku menemukan Reol, tapi jika mengacu pada Google My Activity tertulis 02 November 2015 dimana untuk pertama kalinya aku mencari kata Reol di Google. Jika tidak salah, waktu itu aku sedang mengerjakan sesuatu, dan membutuhkan hiburan, kuputar lagu asal yang ada di youtube. Dan hingga beberapa lagu terlewati, aku masih terfokus pada dokumen yang sedang aku kerjakan.


Hingga tiba-tiba aku merasakan sensasi asik saat mendengar lagu yang sudah setengah jalan diputar. Aku yang masih terfokus pada dokumenku, langsung mengalihkan perhatianku dari aplikasi Office yang kugunakan untuk menyunting dokumen.

Dan pada saat itu, aku langsung membuka channel resminya, dan kuputar semua lagu yang ada disitu. Salah satu lagu pertama yang aku dengar dari Reol berjudul "No Title", dan dari situ aku sudah ketagihan sama suara imutnya Reol. Reol telah berhasil memberikan kesan yang baik kepadaku.

Haha, aku malah jadi curhat. Tapi curahan hati ini, merupakan salah satu caraku berekspresi. Karena aku memang sudah berencana untuk menulis semacam Diary di blogku ini, dan untuk membedakan dengan jenis tulisanku yang lain, kuberikan label SKDKS (Sehangat Kopi Di Kala Senja), Hehe.

Kenapa Senja? Karena seuatu, hehe

Kenapa Kopi? Tentu saja karena aku sangat menikmati kehangatan yang kudapatkan dari secangkir kopi.

Dan untuk makna keseluruhan sendiri, mungkin nanti aku jelaskan.. Yah, semoga saja aku bisa tekun untuk menulisnya lagi dan lagi.

Karena waktu yang telah terlewat, telah membuat mata pisau tumpul, aku tak mau itu, bagaimanapun caranya, aku harus bisa mengasah mata pisau ini, bahkan harus bisa lebih tajam daripada sebelumnya,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ashabul Maimanah

Sabtu Siang

Penghuni kelas yang cukup ramai, XII IPS 1. Hanya penuh ketika wali kelas mengsi kelas. Wajar, diriku pun juga sama, hanya mengisi apa yang perlu di isi dikelas. Diriku yang lelah sama huruf Arab sama sekali tidak tertarik untuk memperdalam ilmu nahwu sharaf. Aku lebih suka belajar bahasa Inggris dan juga bahasa Jepang. Yang kulakukan ketika guru atau yang biasa di pesantren disebut Ustad, datang dengan buku kekuningan yang selalu dia bawa ketika pelajarannya. Duduk paling belakang dan langsung ambil ancang-ancang untuk membuka buku faforitku. Shonen Jump . Inilah yang paling menarik. Bagusnya Ustad yang mengajar pelajaran tata bahasa Arab Nahwu orangnya kalem, jadi aku bisa dengan tenang membaca Komik. Tapi aku lebih suka menyebutnya ini Manga. Kenapa, ya inilah bahasa Jepang. Shonen jumpa sendiri yang kupunya keluaran dua bulan yang lalu. Sebenarnya sih aku sudah membaca semua manga yang ada di dalamnya, sekedar untuk menghibur diri. Saat seru-serunya membaca Fairy Tail, ustad menegu...

AdeHaze Dan Sebuah Logo

Setelah bertahun-tahun lamanya, waktu aku masih menggunakan adehaze.blogspot.com, waktu aku masih belum terlalu terjerumus dalam dunia komputer dan internet. Banyak hal yang kulakukan karena ingin tahu dan juga hobi. Entah sudah berapa lama kugunakan wajah Makoto Kikuchi sebagai logo dari blog ku yang dulu. Alasan kugunakan wajahnya sih, sederhana. Karena gambar itu bagus, dan gambar itu juga punya cerita dalam kehiduanku. Dan aku sendiri perlahan ingin mencari logo yang benar-benar bisa menggambarkan AdeHaze itu sendiri. Tapi, dengan kemampuan desain ku yang masih dibilang maih balita ini, aku perlahan ingin mencari jati diri pada diriku sendiri. Mencari jati diri juga ada tempatnya, dan kompas penunjuk jalanku tak memberikanku jalan yang tepat, hingga membuatku tersesat hingga bertahun-tahun lamanya. Rasanya aku seperti menyia-nyiakan sisa waktu yang aku punya. Dan entah kenapa, selama beberapa tahun ini, aku lebih percaya diri menggunakan nama "AdeHaze" ...