Langsung ke konten utama

Sedih Itu - Ketika Partner Masuk Tempat Reparasi -

Hei, Partner... Aku tak bisa mendengarmu dengan jelas. Hei, Partnet, jangan membisu, jangan buat aku sendiri lagi. Partner, kemana suara lantangmu, bahkan tak terdengar menggema seperti biasa kau menusuk hatiku.

Puluhan musuh berbaris rapih dihadapan kami. Pertarungan kemarin jelas membuat partnerku melemah, tapi dia masih tetap berjuang hingga akhir menemani. Aku mulai gemetar, partnerku tak sadarkan diri. Aku berusaha membangunkannya. Karena mungkin aku tak dapat bertahan melawan semua musuh ini.

Deg deg,
Jantungku berdetak kian cepat, aku gemetar. Aku mulai melemah, karena partnerku tak kunjung bangkit. Bala bantuan yang kuminta tak kunjung sampai.

"Tenanglah" Suara hati terdengar.
"Pita suaraku hanya rusak" Terdengar jelas, suara hati menggema dalam diriku. Dia masih bertahan.

Dengan persenjataan yang dia miliki aku yakin kita bisa menyelasaikan semuanya. Biarpun aku masih ragu untuk tetap bergantung kepadanya. Aku tahu, dia mengalami kerusakan, tapi musuh tak dapat menunggu, dan bantuan pun tak kunjung datang.

Pertahanan perlahan mulai tembus oleh beragam serangan yang musuh-musuh itu lancarkan. Sedangkan aku masih berharap menunggu kedatangan bala bantuan...

Sebuah helikopter dengan lampu sorot tiba, akhir yang ditunggu, mungkin akhirnya aku bisa beristirahat dengan tenang.

Bantuan telah tiba.

"Apa yang kamu tunggu, cepat masukan dia kedalam" Teriak komando. Aku hanya menurutinya. Perlahan kugendong dia menaiki helikopter itu..

"Sudahkah kau backup data-nya?" Ugh, aku sampai lupa hal yang terpenting. Aku tak mau jika dia kembali sehat dan melupakanku.

Seorang dengan atribut lengkap memberikanku sebuah Black Box. "Tak ada waktu lagi, cepat kamu backup hal yang penting"

Mendengar itu, aku langsung menyambungkan Black Box ke Partnerku menggunakan kabel. Karena tak ada waktu lagi jika harus mengupload ke Cloud. Lagipula musuh telah merusak jaringan kita. Jadi mem back up datanya ke cloud tak akan berhasil"

Proses Back Up dimulai, aku masih bertahan dengan hujan peluru yang mengantam pertahan kami. Entah kenapa terasa lama..

"Cepat kamu turun, sebisa mungkin bertahanlah hingga kami tiba" Ucap komando.

Eh... Aku pun turun dari helikopter itu. Helilkopter pun mulai meninggalkan landasannya. Jadi, aku harus bertahan sendirian tanpa bantuan? Pikirku..

"Hei, tangkap" Sebuah black box dilempar kearahku. Aku sigap menangkapnya.
"Bertahanlah hingga kami kembali" Suara teriakan yang kini terdengar sedikit samar-samar.
"Setidaknya bertahanlah, dan jika engkau mati. Biarkan Black Box itu menjadi kenanganmu" Dan sinar lampu sorot helikopter sudah tidak terlihat lagi.

Ugh.... Aku akan menunggu, hingga engkau kembali. Dengan segudang kenangan yang telah kita buat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ashabul Maimanah

Sabtu Siang

Penghuni kelas yang cukup ramai, XII IPS 1. Hanya penuh ketika wali kelas mengsi kelas. Wajar, diriku pun juga sama, hanya mengisi apa yang perlu di isi dikelas. Diriku yang lelah sama huruf Arab sama sekali tidak tertarik untuk memperdalam ilmu nahwu sharaf. Aku lebih suka belajar bahasa Inggris dan juga bahasa Jepang. Yang kulakukan ketika guru atau yang biasa di pesantren disebut Ustad, datang dengan buku kekuningan yang selalu dia bawa ketika pelajarannya. Duduk paling belakang dan langsung ambil ancang-ancang untuk membuka buku faforitku. Shonen Jump . Inilah yang paling menarik. Bagusnya Ustad yang mengajar pelajaran tata bahasa Arab Nahwu orangnya kalem, jadi aku bisa dengan tenang membaca Komik. Tapi aku lebih suka menyebutnya ini Manga. Kenapa, ya inilah bahasa Jepang. Shonen jumpa sendiri yang kupunya keluaran dua bulan yang lalu. Sebenarnya sih aku sudah membaca semua manga yang ada di dalamnya, sekedar untuk menghibur diri. Saat seru-serunya membaca Fairy Tail, ustad menegu...

AdeHaze Dan Sebuah Logo

Setelah bertahun-tahun lamanya, waktu aku masih menggunakan adehaze.blogspot.com, waktu aku masih belum terlalu terjerumus dalam dunia komputer dan internet. Banyak hal yang kulakukan karena ingin tahu dan juga hobi. Entah sudah berapa lama kugunakan wajah Makoto Kikuchi sebagai logo dari blog ku yang dulu. Alasan kugunakan wajahnya sih, sederhana. Karena gambar itu bagus, dan gambar itu juga punya cerita dalam kehiduanku. Dan aku sendiri perlahan ingin mencari logo yang benar-benar bisa menggambarkan AdeHaze itu sendiri. Tapi, dengan kemampuan desain ku yang masih dibilang maih balita ini, aku perlahan ingin mencari jati diri pada diriku sendiri. Mencari jati diri juga ada tempatnya, dan kompas penunjuk jalanku tak memberikanku jalan yang tepat, hingga membuatku tersesat hingga bertahun-tahun lamanya. Rasanya aku seperti menyia-nyiakan sisa waktu yang aku punya. Dan entah kenapa, selama beberapa tahun ini, aku lebih percaya diri menggunakan nama "AdeHaze" ...